Kamis, 05 Februari 2015

Kesombongan

Fats 1: PENDAHULUAN
Fats. 2. RENDAH HATI.
Fats 3 : SOMBONG
Fats 4: TINGKAT-TINGKAT KESOMBONGAN.
Fats. 5: CARA MEMBUANG KESOMBONGAN DAN
SELALU RENDAH HATI.
A. Ini dosa si iblis (Lucifer)  Yes 14:14 dan raja Tsur yang dalam nubuatan ini adalah Iblis  Yhz 28:11-19
Yesaya 14:14 Aku  hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Maha tinggi!
Yehezkiel 28:17 Engkau sombong(TL: hatimu sudah membesarkan dirimu) karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi se-marakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya.
BOrang Kristen yang sombong itu sangat celaka, sebab:
1. Rohani tidak dapat tumbuh, tetap kanak-kanak (sekalipun sudah belasan tahun ikut Tuhan, rohaninya masih kanak-kanak saja, mudah tersinggung, berkelahi dan sebagainya).
2. Direndahkan Tuhan dan kalau tidak bertobat, akhirnya
3. Pada satu saat rohaninya rusak, binasa sangat ngeri.
Nasib orang sombong itu memang celaka.
C. Segala orang, segala tingkatan rohani bisa jatuh atau tergelincir dalam kesombongan, sebab itu semua orang harus terus berjaga-berjaga.
Rendah hati menurut definisi siapa?
A. DEFINISI DUNIA.
Menurut kamus Purwadarminta: Rendah hati = suka  merendahkan diri dan tidak sombong.
Definisi rendah hati dari dunia dan dari Allah itu lain.  Selain itu rendah hati dari dunia itu juga:
a. Seringkali hanya dalam sikap atau di mulut kepada beberapa orang/ golo-ngan tertentu saja (mengakui tidak bisa apa-apa, tidak berharga, tidak punya apa-apa, dan sebagainya tetapi di dalam hatinya sebaliknya) dan
b. kalau ada sebab-sebab yang masuk akal (sukses, kaya, berkedudukan, dan lain-lain.) sombong dapat diterima dan dianggap wajar, bahkan orang-orang dunia memuja dan mengkultuskannya.
Prinsip-prinsip atau pendapat-pendapat dunia semacam ini sering masuk dalam Gereja, diambil oper “begitu saja” oleh orang-orang Kristen yang bodoh, yang tidak mengerti, sehingga banyak pujian dan pujaan diberikan pada orang-orang yang dipakai Tuhan dengan heran, bahkan dikultuskan. Ini sangat keji dan menjadi kebencian di hadapan Allah
Lukas 16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia (TL: barang yang nampak tinggi pada pemandangan manusia) dibenci oleh Allah.
(Tentu Allah tidak membenci barang yang baik atau betul. Yang dibenci inilah kesombongan, cultus dan pemujaan manusia!).
Orang-orang yang mengerti Firman Tuhan, sekalipun dipakai Tuhan dengan heran, tidak berani membesarkan dirinya, misalnya:
Kisah 10:25-26 Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus.
Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: “Bangunlah, aku hanya manusia saja.”
Petrus menolak untuk disanjung, dipuja atau disembah, sebab ia mengetahui bahwa dirinya itu hanyalah hamba yang tiada berguna.
Lukas 17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”
Tuhan dapat memakai apa saja (batu, keledai Balhum) atau siapa saja, bahkan orang kafir pun kalau Tuhan mau, bisa dipakai, misalnya Rabsaki (tentu orang kafir yang buta ini cepat menjadi sombong dan binasa!). Semua bisa dipakai dengan luar biasa. Tetapi Yang mulia dan hebat itu bukan kita, melainkan Tuhan yang ada di dalam kita.
2 Korintus 4:7 Tetapi harta (barang berharga) ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
Sebab itu orang-orang beriman sekalipun sukses, dipakai Tuhan dengan heran, tidak mau dipuji, dipuja atau dikultuskan.
Dalam dunia sikap semacam ini dianggap seolah-olah “minder” dan seringkali malah tidak dihargai, bahkan justru dihina dan dikurang ajari seperti Paulus yang menolak dikultuskan (sesudah “sukses” menyembuhkan orang lumpuh [Kis 14: 14-15, 18-19]).
Orang-orang dunia lain, mereka justru suka kalau orang-orang yang sukses ini mau meninggikan dirinya, mau dipuja dan dikultuskan. Tetapi ini sangat keji di hadapan Tuhan (Luk 16:15Dan 4:30-31).
Ini juga seringkali terjadi di antara orang-orang Kristen duniawi, orang-orang Kristen yang tidak mengerti kebenaran Firman Tuhan dengan betul. Mereka mengambil oper cara- cara dunia tanpa disaring. Sebab itu dengan tidak sadar mereka sudah bersikap seperti orang dunia. Mereka justru menghinakan atau merendahkan hamba-hamba Tuhan yang sukses tetapi tidak mau mengangkat dirinya, dianggap “minder” ini (padahal justru sikap itu yang betul di hadapan Tuhan!).  Tentu orang-orang yang menghinakan hamba-hamba Tuhan yang heran dan betul ini akan diajar Tuhan secukupnya.
Orang-orang Kristen ini tidak menghargai orang-orang ini, yang “minder” (menurut ukuran dunia). Mereka lebih suka (sama seperti orang dunia) bahwa orang-orang ini sesudah sukses, membesarkan diri, menyombongkan, mengangkat dirinya sendiri serta mengadvertensikan diri sahabat-sahabatnya. Kadang-kadang juga diberika gelar-gelar yang semarak, ini menjadi jerat bagi hamba-hamba Tuhan (gelar-gelar duniawi untuk orang-orang beriman yang sekolah duniawi, itu tidak apa-apa, sebab memang semua itu duniawi).
Misalnya:
Kisah 12:22 Dan rakyatnya bersorak membalasnya: “Ini suara allah dan bukan suara manusia!”
Kisah 12:23 Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.
Kita tidak boleh mengkultuskan atau memuji-muji manusia, sebab itu berarti menjerat dan mengutukinya
Amsal 27:14 Siapa pagi-pagi sekali memberi selamat (TL: memuji sahabatnya)dengan suara nyaring, hal itu akan dianggap sebagai kutukbaginya.
Amsal 29:5 Orang yang menjilat sesamanya (TL: mengangkat-angkat temannya, itu) membentangkan jerat di depan kakinya.
Kalau orang-orang itu sudah menjadi berkat bagi kita, patut kita berterima-kasih kepada orang-orang ini dengan cara yang Alkitabiah yaitu mendoakannya, bukan memuja-mujanya.
1 Tesalonika 5:25 Saudara-saudara, doakanlah kami.
Boleh menghormatinya dengan sepatutnya, artinya jangan menghina  orang-orang yang “minder” ini. Dan kalau mereka itu pemimpin  rohani kita, kita harus patuh kepadanya sesuai dengan (Ibr 13:7,17)  dan jangan mudah terpancing fitnah dan kata-kata jahat lainnya  tentang mereka ini (1Tim 5:17-19). Jangan berani menghina hamba-  hamba Tuhan, apalagi tanpa alasan, bisa celaka seperti anak-anak  yang menghina Elisa (2Raj 2:24). Bahkan sekalipun ada alasan,  jangan mendatangkan tangan atas orang-orang yang diurapi Allah  (Maz 105:15). Sebab itu sekalipun Saul bersalah terhadap Daud,  Daud tidak berani berbuat jahat (1Sam 26:9-10) dan itu yang  menyebabkan Daud makin jaya (Mat 12:20).
Boleh menghargai, menghormati orang-orang yang dipakai Tuhan dengan heran, tetapi jangan menurut cara orang dunia, melainkan sesuai dengan Alkitab. Jangan memuji-muji atau mengkultuskan seperti cara orang dunia, tetapi berterima kasih dan mendoakannya kepada Tuhan. Kita boleh memberi rekomendasi yang jujur, sebab itu berfaedah bagi orang lain, yang perlu mengetahuinya, itu boleh tetapi dengan sebenar-benarnya (Mat 5:37).
Fats. 2B. DEFINISI ALKITABIAH.
Firman Tuhan itulah kebenaran (Yah 17:17). Sebab itu definisi rendah  hati dari Alkitab inilah yang benar, istimewa dihadapan Allah dan ini  berlaku dimana-mana dan untuk kekal.
Definisi rendah hati Alkitabiah:
yaitu mengerti, sadar, insyaf dan mengakui bahwa semua yang ada pada kita (rohani dan jasmani) itu semua dari Allah.
1 Korintus 4:7 Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?
Ulangan 8:17-18 Maka janganlah kau katakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.
Hosea 2:7 Tetapi dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum, anggur dan minyak, dan yang memperbanyak bagi dia perak dan emas yang dibuat mereka menjadi patung Baal.
Sebab itu kita tidak berani memakai segala yang sudah kita terima dari Tuhan (jasmani dan rohani) dengan sembarangan dan juga tidak berani bersikap sembarangan
melainkan dengan selalu mengingat bahwa semua itu dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan.
Roma 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Ini definisi rendah hati yang betul, bukan hanya di mulut berkata “bukan apa-apa”, tetapi juga sampai dalam hati (2Kor 4:7).
Orang yang tidak dapat mengerti dan tidak yakin bahwa semua yang ada padanya itu dari Tuhan, akan mudah menjadi sombong dan bertindak sewe-nang-wenang, karena ia merasa bahwa semua ini berasal dari dirinya sendiri. Inilah orang yang sombong di hadapan Allah.
Jadi sombong adalah pikiran, sikap dan perbuatan yang tidak mau menyadari dan tidak mau mengakui bahwa semua yang ada padanya (baik jasmani dan rohani) itu berasal dari Tuhan. Ini melawan Allah dan menyakiti hati orang-orang disekitarnya.
Galatia 5:26 Janganlah kita memegahkan diri, sehingga kita menyakiti  hati sama sendiri, dan berdengki-dengkian sama sendiri.
1Petrus 5:5b “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani  orang yang rendah hati.”
Untuk dapat mengerti kesombongan dengan lebih teliti, kita harus mengerti bahwa ada tingkatan-tingkatan di dalam dosa sombong yang makin parah. Tingkatan-tingkatan ini didasarkan atas contoh-contoh dosa sombong yang ada di dalam Alkitab.
Kita akan membagi tingkatan-tingkatan ini dari tingkat permulaan (sombong dalam hati) sampai tingkat tertinggi (sombong seperti iblis) dalam 7 tingkatan. Ini untuk memudahkan kita menilai keadaan diri kita sendiri dan orang-orang yang menjadi tanggung jawab kita atau orang-orang yang kita hadapi.
A. UNTUK PATOKAN:
TINGKAT I, ini permulaannya, yaitu sombong di dalam hati yaitu suka akan puji.
Lukas 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
Amsal 18:12 Dahulu daripada binasa orang  membesarkan dirinya dalam hatinya, tetapi rendah hati adalah dahulu daripada hormat.
Sombong adalah tabiat daging, tabiat hidup lama yang harus disangkali. Orang yang sudah lahir baru, dapat membuangnya dan pasti berhasil, sebab semua yang lama sudah lenyap dalam hidup orang-orang baru (2Kor 5:17). Buanglah dengan iman, tinggalkan tabiat-tabiat sombong itu dan tumbuhkanlah tabiat yang baru yaitu randah hati. Kita tahu bahwa semua dari Allah, sebab itu kita patut berteri-makasih dan bersyukur boleh menikmati sukses dan perkara yang indah- indah dari Tuhan, tetapi segala puji kita kembalikan kepada Tuhan yang berhak, jangan diambil atau dicuri sendiri (Yes 42:8). Hati kita harus dibersihkan dari sombong dan ingin puji.
TINGKAT VII. Tingkat tertinggi, yaitu sombong seperti iblis bapanya dan ini termasuk dalam dosa yang sempurna.
TINGKAT II – IV.  3 Tingkat ini menceriterakan tentang dosa sombong yang makin parah, dan makin haus akan puji sehingga akhirnya ingin disembah.
Tingkat II: Mula-mula mengharapkan saja secara pasip, lalu
Tingkat III: aktip mengejar puji dan hormat, bahkan akhirnya
Tingkat IV: terang-terangan menuntut hormat dan puji bagi dirinya sendiri.
Semua tingkatan-tingkatan ini sudah banyak menimbulkan sakit hati dan onar diantara orang-orang sekitarnya.
TINGKATAN V-VII.
3 Tingkat lebih lanjut dari kesombongan ini adalah tingkat yang lebih jahat yaitu ingin disembah seperti iblis. Iblis menuntut penyembahan, seperti yang nyata pada waktu ia mencobai anak manusia.
Matius 4:9 dan berkata kepadaNya: “Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku (iblis).”
Tingkat V: Mula-mula hanya mengharapkan saja secara pasif untuk di-sembah.
Tingkat VI: mengejar dengan aktip puji dan hormat, akhirnya
Tingkat VII:    menuntut terang-terangan agar semua orang menyembahnya, seperti antikris; siapa yang tidak mau, dibencinya, dilawan dan dibunuhnya (Wah 13:12,15). Tingkatan antikris ini adalah tingkat seperti iblis, sempurna dalam dosa.
Dalam tingkatan V sudah nampak orang-orang ini suka dikultuskan (ini berarti suka dipuja dan kemudian suka di sembah) oleh orang-orang sekitarnya/ golongannya sendiri. Tetapi makin lama ini makin menjadi-jadi, makin haus penyembahan sehingga akhirnya ia menuntut semua orang menyembahnya, seperti iblis dan itulah tingkatan yang tertinggi.
Inilah garis besar dari 7 tingkatan kesombongan. Kita perlu mengenal setiap tingkat, supaya dapat mengenal perkembangan dosa sombong sehing-ga tidak disesatkan setan dan dapat menolong orang-orang yang terjerat oleh dosa sombong ini.
B. PENGERTIAN  RENDAH  HATI  DARI  ORANG-ORANG YANG SOMBONG.
TINGKAT I itu mempunyai pengertian yang kabur tentang rendah hati Alkitabiah atau sama sekali tidak mengerti. Orang yang tidak mengerti Firman Tuhan akan mudah di-sesatkan oleh setan dan segera jatuh dalam dosa (Mark 12:24).
TINGKAT II dan seterusnya itu buta, tidak mengerti atau tidak  mau mengerti, tidak dapatmengerti bahwa semua yang ada padanya itu dari Tuhan. Sebab itu orang-orang ini menjadi sombong, suka atau menuntut puji, sebab tidak mengerti atau tidak mau mengerti anugerah Allah yang sudah diterimanya (Paul mengerti 1Kor 15:10).
C. DALAM PERGAULAN.
Orang sombong tidak dapat atau sukar bergaul dengan sembarang orang.  Lebih-lebih kalau ia melihat orang lain lebih dari dirinya sendiri atau  sukses, maka akan timbul reaksi yang jahat sebab ada kesombongan  dalam hatinya. Reaksi-reaksi itu adalah:
Tingkat I: Tidak senang hati melihat orang-orang seperti ini di dekatnya.  Lalu mulai berkata-kata yang tidak patut.
Tingkat II: Ia menjadi iri dan benci.
Tingkat III: Mulai bersikap dan bertindak aneh dan jahat. Bahkan di dalam  orang-orang yang lebih sombong (Tingkat IV dst): timbul banyak  perbuatan jahat bahkan pe-rang besar hanya karena kesombongan dalam hati.
Misalnya dalam:
Hakim-hakim 8:1-3 Lalu berkatalah orang-orang Efraim kepada Gideon:  ”Apa macam perbuatanmu ini terhadap kami! Mengapa engkau tidak memanggil kami, ketika engkau pergi berperang melawan orang Midian?” Lalu mereka menyesali dia dengan sangat.  Jawabnya kepada mereka: “Apa perbuatanku dalam hal ini, jika dibandingkan dengan kamu? Bukankah pemetikan susulan oleh suku Efraim lebih baik hasilnya dari panen buah anggur kaum Abiezer (kaum dari Gideon)? Allah telah menyerahkan kedua raja Midian itu, yakni Oreb dan Zeeb, ke dalam tanganmu; apa yang telah dapat kucapai, jika dibandingkan dengan kamu?” Setelah ia berkata demikian, maka redalah marah mereka terhadap dia.
Efraim yang sombong itu tidak dapat berdiam diri melihat Gideon yang sukses. Ia mencari gara-gara! Caranya orang sombong membuat gara-gara itu tergantung dari tingkat kesombongannya. Kadang-kadang dengan pandangan mata, sikap, kata-kata yang tidak sedap dan ini menimbulkan gara-gara.
Sombong tingkat IV (menuntut puji) itu dengan tidak tahu malu dan terang-terangan menyatakan rasa tidak senangnya seperti di sini. Gideon dapat merendahkan diri, sehingga orang-orang Efraim yang menuntut dipuji (sekalipun tidak berbuat apa-apa, bahkan mereka sendiri penuh ketakutan), sesudah menerima pujian dari Gideon, menjadi puas dan menjadi baik. Orang-orang sombong ini kalau disanjung-sanjung menjadi baik, tetapi kalau tersinggung bisa meledak seperti bom, menjadi sangat jahat, kejam.
Orang-orang sombong ini masih dapat bergaul dengan orang yang bisa merendahkan diri, yang rohani, yang penuh kasih dan pengampunan. Juga orang-orang jahat, munafik yang dapat menyanjung-sanjung (sebab ada maksud) dapat bergaul sampai maksudnya tercapai. Kalau sudah tidak ada maksud, biasanya orang-orang ini tidak sudi diinjak-injak terus oleh orang-orang sombong ini (dengan sikap, kata-kata dan perbuatannya Gal 5:26).
Dalam Hak 8:1-3 Efraim melawan Gideon, Gideon merendahkan diri sehingga Efraim bertambah sombong.
Dalam Hak 12:1-6  Efraim melawan Yefta. Dengan lebih sombong Efraim kembali mau membuat gara- gara dengan jemawanya. Tetapi Yefta lain dari Gideon, ia tidak mau tunduk dan ia berbicara terang-terangan. Ini sangat menyakiti hati orang sombong yang menuntut puji ini sehingga terjadi peperangan yang dahsyat, hanya karena sombong.
Salah satu sebab orang yang suka berkelahi ialah sombong, seperti orang Efraim ini. Dalam peperangan ini Tuhan memihak pada Yefta yang tidak bersalah dan merendahkan Efraim yang terlalu sombong ini (sudah lebih dari tingkat IV, sebab terus menuntut puji dengan terang-terangan). Akibatnya Efraim direndahkan Tuhan, ia kalah dan 42.000 orang dibunuh, sangat banyak. Efraim betul-betul dibinasakan, hampir punah. (Dalam sensus I, jumlah orang laki-laki Efraim 40.500 orang (Bil 1:33). Dalam sensus II, jumlahnya 32.500 orang (Bil 26:37), yaitu pada waktu akan masuk Kanaan. Jumlah ini meningkat terus sampai lebih dari 42.000, tetapi tidak terlalu banyak lebihnya. Sebab itu pada waktu 42.000 orang-orang Efraim mati dibunuh, mereka tersisa hanya beberapa ratus atau ribu orang, betul-betul direndahkan sampai hampir habis. Sekarang mulutnya yang sombong itu menjadi bisu dengan pukulan yang mematikan itu.
Memang selalu demikian nasib orang yang sombong, seperti yang disebutkan dalam ayat berikut.
Matius 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkandan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Jangan sombong. Sombong = pahit getir — sampai akhirnya binasa! Andaikata pada waktu bertemu dengan Gideon, Efraim diberi sedikit ajaran, ia tidak akan mengalami kepahitan yang luarbiasa ini. Tetapi siapa berani mengajar  orang sombong, kecuali disuruh Tuhan yaitu dengan hikmat dan kuasa Tuhan dan dengan resiko (seperti Yohanes pembaptis mengajar Herodes, ia sendiri dipotong kepalanya). Orang-orang yang mau menasehati dan menegur orang sombong itu menjadi berkat yang sangat besar tetapi penuh resiko !! Jangan sombong. Terimalah nasehat dan teguran dengan penuh terimakasih. Orang yang keras kepala dan sombong, pasti, pasti celaka. Hidup orang yang rendah hati itu pasti untung, sebab ia mendapat anugerah Allah yang makin melimpah, tetapi orang sombong dilawan dan direndahkan Allah, pasti celaka!
1Petrus 5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang (TL: melawan) orang yang congkak,tetapi mengasihani (TL: mengaruniai anugerah kepada) orang yang rendah hati.”
Siapa dapat melawan Allah? (1Kor 10:22).
D. TIDAK DAPAT DISINGGUNG/ DIHINA.
Orang rendah hati apalagi yang mengerti, kalau ia dihina meskipun tidak salah, masih dapat bersukacita, sebab ia tahu bahwa “sesudah ini” (dihina) ia akan ditinggikan oleh Tuhan.
Tetapi orang sombong reaksinya lain.
Tingkat I: tidak suka dihina atau pun hanya tersinggung.
Tingkat II: orang-orang ini peka, mudah merasa tersinggung, dan hatinya menjadi sakit tetapi masih bisa menahan diri.
Tingkat III: sangat peka, sangat mudah tersinggung dan sudah tidak dapat menahan diri lagi.
Tidak heran kalau orang sombong selalu ribut dan suka berkelahi, sebab peka. Ia suka dihormati, tetapi sekarang malah dihina!  Reaksinya luarbiasa. Dari yang sedikit, sampai yang hebat, bahkan membunuh, hanya karena tersinggung. Misalnya:
Haman yang sangat sombong itu merasa tersinggung oleh orang yang tidak  dikenalnya yaitu Mordechai, yang sebetulnya hanya seorang tawanan yang  tidak berarti. (Kesombongan Haman paling sedikit tingkat V sebab ia harap  orang-orang menyembahnya). Haman tersinggung, reaksinya dahsyat dan  aneh, tidak masuk akal. Mordechai  dan seluruh bangsanya akan dibunuh  dengan cara yang sangat tidak adil, licik dan ngeri. Ini reaksi orang sombong  yang tersinggung, seperti  menyentuh pelatuk bom.
Tetapi Tuhan beserta Mordechai dan Haman direndahkan. Akhirnya tiang  gantungan yang dibuat khusus untuk Mordechai, justru membunuh Haman  sendiri. Heran, Tuhan bisa membalik rencana Haman, kena dirinya sendiri.
Jangan biarkan sifat mudah tersinggung bercokol dalam diri kita, apalagi peka  atau sangat peka, sedikit-sedikit marah dan benci; ini dosa sombong, ini akan  mencelakakan diri orang itu sendiri. Orang-orang yang sombong seperti ini  akan menjadi celaka dan binasa sepertiHaman, Absalom, Belsyasar, dan  sebagainya. Bahkan Achitofel sudah tidak kuat menahan diri hanya karena nasehatnya  tidak didengar. Ini paling sedikit tingkat V. Bagi orang sombong seperti Achitofel, kalau kata-katanya tidak didengar, ini berarti penghinaan yang dahsyat (padahal tidak begitu), ia tidak tahan, tidak bisa melawan, sebab itu ia bunuh diri. (Orang bunuh diri langsung masuk neraka, dosa rangkap 5 atau lebih). Orang yang sombong itu betul-betul celaka dan lekas binasa. Bertobatlah!
Ini tabiat orang lama. Orang lama tidak bisa lepas  daripadanya. Kalau toh “lepas” itu hanya sementara atau  hanya di mulut.
Tetapi orang yang lahir baru bisa lepas total dari  kesombongan. Kalau mau dan percaya pada Firman Tuhan,  pasti lepas. Jadi harus lahir baru dahulu! Kemudian:
1. Mengerti kebenaran Firman Tuhan
Yohanes 8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan ka mu.”
Mazmur 19:14a Peliharakanlah juga hambamu daripada congkak; jangan ia itu merajalela atasku;
Makin kita mengerti Firman Tuhan, kita akan makin sadar dan yakin bahwa semua yang ada pada kita itu dari Tuhan, sehingga tidak berani membesarkan diri. Juga Firman Tuhan menguatkan hati kita, sehingga kita lebih mudah menolak kesombongan. Lebih-lebih kalau kita tahu akibat-akibat yang dahsyat dari orang yang membesarkan diri!
2. Penuh pengurapan Rohkudus yaitu dengan banyak bertekun dalam doa di dalam Roh (Jud 20; Efs 6:18; 1Tes 5:17; Luk 24:49; Kis 1:8). Roh kudus yang mencelikkan mata kita, sehingga kita tahu dan yakin bahwa semua itu dari Tuhan. Orang yang senantiasa penuh dengan Roh Kudus akan limpah dengan kuasa sehingga tidak sukar mematikan daging, mematikan segala kesombongannya. Juga kita akan peka dengan suara Roh Kudus, sehingga tidak akan mudah terjerat dalam dosa-dosa sombong, tetapi tetap tinggal rendah hati.
3. Harus mau menyangkal diri, mematikan tabiat daging yang suka puji. Kalau kita mau, Rohkudus pasti akan menolong dan kita akan me-ngalami hidup yang indah (ditinggikan Tuhan) karena rendah hati. Jangan biarkan tabiat yang sombong itu muncul, setiap kali harus ditindas dan dimatikan sekalipun sakit bagi daging. Kalau toh sudah jatuh dalam dosa menyombongkan diri, bertobatlah dengan segera.
4. Mau dinasehati dan ditegur (Ams 9:7-8), itu sangat penting untuk mencegah kesombongan, serta mengakui segala dosa/ salah (Yak 5:16). Lebih-lebih di dalam persekutuan tubuh Kristus, jangan menolak dinasehati dan dinyatakan segala salahnya. Orang sombong itu paling tidak suka dinasehati dan ditegur, apalagi disuruh mengakui salah/ dosanya, itu tidak mungkin bagi orang sombong. Tetapi dengan iman pada Tuhan, lakukanlah, maka kita akan lepas dari belenggu kesombongan.
5. Mengisi hati dengan kasih Kristus. Bertindaklah dengan kasih pada setiap orang, maka kita akan dijauhkan dari sombong, sebab kasih itu tidak me-ninggikan diri/ sombong (1Kor 13:4). Sombong itu menyakiti dan merugikan orang lain (Gal 5:26), tetapi kasih itu tidak mau berbuat demikian.
Naaman, Nebukadnezar bertobat dari kesombongannya, dan mereka masih dapat melihat anugerah Allah yang indah. Tetapi yang terus mengeraskan diri dalam kesombongannya, rohani-nya akan bantut, tetap kanak-kanak dan terus terjerat dalam macam-macam pertentangan dan perkelahian, biasanya hanya karena sebab-sebab kecil yang tidak berarti. Sadarlah, yakinlah dan akuilah semua dari Tuhan serta muliakan NamaNya.
Nyanyian:
Maka perkataanMu telah
Kutaruh dalam hatiku
supaya jangan, supaya jangan Aku berdosa padaMu (Maz 119:11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar