Selasa, 18 November 2014

Malaikat Mikhael


Michael
Gambaran Guido Reni mengenai Michael sang malaikat pemanah (dalam Gereja Capuchin di Sta. Maria della Concezione, Rome) yang sedang menginjak Setan (Satan), merupakan suatu vitur yang dikenal dari Paus Innocent X.
Archangel
Dihormati di Anglikanisme, Katolik, Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, Lutheranisme, Islam, Yahudi
Dikanonisasikan Pre-kongregasi
Hari peringatan 8 November (Gereja Ortodoks Timur Kalender Baru)/21 November (Kalender Tua Ortodoks Timur Gereja), 29 September ("Michaelmas"); 8 Mei (Kalender Tridentin); banyak pesta lokal dan sejarah lainnya
Atribut Malaikat yang terpenting; Menginjak seekor naga; membawa spanduk, timbangan badan, dan pedang
Pelindung Wali Gereja Katolik;[1] Kiev, Penjaga Kota Vatikan;[2] Pelindung orang Yahudi,[3] polisi,[4][5] militer, pedagang, pelaut, pasukan payung, penyakit[6]
Malaikat Mikail (bahasa Ibrani מיכאל Micha'el atau Mîkhā’ēl, bahasa Latin Michael atau Míchaël) adalah penghulu malaikat atau pemimpin bala tentara surga yang disebut dalam Kitab Wahyu 12:7. Dalam Alkitab Ibrani Mikail hanya disebutkan namanya dalam konteks Persia dari Kitab Daniel pasca-pembuangan. Hanya dalam Daniel sajalah Mikail muncul— sebagai "salah seorang pangeran kepala" yang dalam penglihatan Daniel datang untuk menolong malaikat Gabriel dalam pergumulannya melawan malaikat Persia. Ia juga digambarkan sebagai pembela Israel (10:21, 12:1). Tradisi Talmud menerangkan bahwa namanya berarti dia "yang seperti El (Allah)" (tetapi secara harafiah berarti "Serupa dengan El") (bandingkan dengan Mikha, salah satu nabi yang belakangan), namun menurut Rabi Simeon ben Lakish (230-270 M), semua nama yang spesifik dari para malaikat dibawa kembali oleh orang-orang Yahudi dari Babel. Banyak penafsir modern yang setuju dengan pernyataan ini.
Mikail adalah salah satu malaikat utama dalam tradisi Abrahamik. Namanya konon adalah seruan peperangan para malaikat dalam pertempuran yang mereka lakukan di sorga dalam melawan Setan dan para pengikutnya.
Tokoh Mikail diduga berasal dari Khaldea sebagai dewa atau roh pelindung. Ia diterima oleh orang-orang Yahudi dan kemudian muncul sebagai malaikat penting dalam cerita rakyat Yahudi sehingga ia dihormati sebagai malaikat pelindung bangsa-bangsa (dari 70 atau 72 negara menurut sumber-sumber lain). Ia tidak kehilangan kehormatannya. Biasnya sepenuhnya dipahami karena ia merupakan favorit bangsa pilihan Allah.
Banyak cerita yang lebih terinci dari Midrash yang belakangan tentang Mikail masuk ke dalam mitologi Kristen melalui Kitab Henokh dan dari situ diterima dan dikembangkan lebih jauh. Dalam Kekristenan Abad Pertengahan akhir, Mikail bersama-sama dengan St George menjadi pelindung kaum ksatria, dan pelindung dari first ordo ksatria pertama dari Prancis, Ordo Santo Mikail pada 1469. Dalam sistem kehormatan Britania, sebuah kelas ksatria dibentuk pada 1818 dan juga dinamai mengikuti kedua santo ini, Order of St Michael and St George.
Umat Katolik dan Kristen Ortodoks menyebutnya sebagai St. Mikail Penghulu Malaikat dan juga dalam bentuk yang lebih singkat sebagai Santo Mikail.

Tradisi Yahudi dan Kitab Suci Ibrani

Kitab Daniel

Nabi Daniel mendapatkan suatu penglihatan setelah berpuasa selama beberapa waktu lamanya. Dalam penglihatan itu, seorang malaikat yang disebut Mikail sebagai pelindung Israel (10:13, 21). Belakangan dalam penglihatan itu (12:1), kepada Daniel diberitahukan bahwa Mikail akan membela Israel pada masa kesengsaraan yang akan datang. Setelah itu Mikail tidak disebut-sebut lagi dalam Kitab Suci Ibrani.

Kitab Yosua

Penghulu malaikat Mikail Menginjak-injak Iblis dengan Kakinya (1676), oleh Simon Ushakov.
"Panglima bala tentara Tuhan" yang dijumpai oleh Yosua pada tahap-tahap awal peperangannya di Tanah Perjanjian (Yosua 5: 13-15) mempunyai cirri-ciri Mikail Penghulu Malaikat, sebagai utusan sorgawi yang tidak disebutkan namanya, yang bersifat adikodrati dan kudus, dan kemungkinan diutus oleh Allah:
Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?" Jawabnya: "Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang." Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: "Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?" Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Dan Yosua berbuat demikian. (Yosua 5: 13-15 TB )

Tradisi rabinik

Menurut tradisi rabinik Yahudi, Mikail bertindak sebagai pembela Israel, dan kadang-kadang harus berperang melawan raja-raja bangsa-bangsa lain (bdk. Dan. 10:13) dan khususnya dengan malaikat Samael, penuduh Israel. Permusuhan Mikail dengan Samael berasal dari masa ketika ia dibuang dari sorga. Samael memegang sayap Mikail, yang ingin dibawanya bersamanya dalam kejatuhannya, namun Mikail diselamatkan oleh Allah (Midrash Pirke R. El. xxvi.).
Para rabi menyatakan bahwa Mikail mulai menjadi pembela sejak masa para leluhur di Alkitab. Jadi, menurut Rabi Eliezer ben Jacob, Mikail-lah yang membebaskan Abraham dari api ketika ia dibuang ke dalamnya oleh Nimrod (Midrash Genesis Rabbah xliv. 16). Mikail pulalah, yang merupakan "seorang pelarian " (Kejadian 14:13), yang memberitahukan kepada Abraham bahwa Lot telah ditawan (Midrash Pirke R. El.), dan yang melindungi Sarah dari pencemaran yang akan dilakukan oleh Abimelekh. Ia mengumumkan kepada Sarah bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia melepaskan Lot dari kehancuran Sodom (Talmud B. M. 86b).
Dikatakan pula bahwa Mikail-lah yang menghalangi Abraham dari mengorbankan Ishak dengan menggantikannya dengan seekor domba jantan, dan menyelamatkan Yakub, ketika ia masih berada di rahim ibunya, sehingga ia tidak dibunuh oleh Samael (Midr. Abkir, in Yalḳ., Gen. 110). Belakangan Mikail mencegah Laban melukai Yakub (Pirke R. El. xxxvi.). Menurut sebuah sumber, Mikail pulalah yang bergumul dengan Yakub, dan yang belakangan memberkatinya (Targum pseudo-Jonathan to Genesis 32:25; Pirke R. El. xxxvii.).
Midrash Exodus Rabbah mengatakan bahwa Mikail melakukan fungsinya sebagai pembela Israel pada masa pembebasan dari Mesir juga, ketika Satan (sebagai lawan) menuduh bangsa Israel melakukan penyembahan berhala dan menyatakan bahwa dengan demikian mereka layak mati dengan tenggelam di Laut Merah (Ex. R. xviii. 5). Tetapi menurut Midr. Abkir, ketika Uzza, malaikat pelindung Mesir, memanggil Mikail untuk memohon di hadapan Allah, Mikail tetap membungkam, dan Allah sendirilah yang membela Israel.
Legenda menjadikan Mikail sebagai guru Musa; sehingga bangsa Israel berutang kepada pembela mereka untuk Torah yang sangat baik. Gagasan ini dirujuk dalam Midrash Deuteronomy Rabbah xi. 6 dalam pernyataan bahwa Mikail menolak untuk mengantarkan jiwa Musa kepada Allah dengan alasan bahwa ia adalah guru Musa.
Mikail dikatakan telah menghancurkan bala tentara Sankherib (Midrash Exodus Rabbah xviii. 5), suatu perbuatan yang biasanya dikatakan telah dilakukan oleh malaikat yang tidak disebutkan namanya tetapi mungkin hal ini dilakukan oleh Uriel, Gabriel, atau lain-lainnya. Ia juga dikatakan sebagai malaikat yang berbicara kepada Musa di belukar yang terbakar (kehormatan ini biasanya diberikan kepada Zagzagel). Ia diterima dalam dongeng-dongeng rakyat pula sebagai pelindung khusus Adam. Konon dialah malaikat pertama di seluruh sorga yang sujud menyembah di hadapan umat manusia. Mikail kemudian tetap menjaga keluarga pertama, tetap waspada memelihara mereka bahkan setelah kejatuhan Adam dan Hawa dan setelah mereka dikeluarkan dari Taman Eden. Dalam Kitab Adam dan Hawa yang apokrif, Mikail mengajarkan Adam bagaimana caranya bercocok tanam. Penghulu Malaikat belakangan membawa Adam ke sorga dengan sebuah kereta berapi, dan mengantarkannya meninjau tempat kediaman kudus itu.
Setelah kematian Adam, Mikail menolong meyakinkan Tuhan untuk mengizinkan agar jiwa Adam dibawa masuk ke sorga dan dibersihkan dari dosa-dosanya yang besar. Legenda Yahudi juga menyatakan bahwa Mikail adalah salah satu dari tiga “orang” yang mengunjungi Abraham. Dikatakan bahwa dialah yang berusaha melindungi Israel dari pembuangan oleh Nebukadnezar dan menyelamatkan Bait Allah dari kehancuran, tetapi dosa-dosa umat Israel begitu besarnya sehingga ia tidak berdaya untuk melaksanakan maksudnya itu.
Ada sebuah legenda yang tampaknya aslinya adalah Yahudi, dan yang diambil oleh orang-orang Koptik, sehingga akibatnya Mikail menjadi orang pertama yang diutus Allah untuk membawa Nebukadnezar untuk melawan Yerusalem, dan bahwa Mikail setelah itu sangat aktif dalam membebaskan bangsanya dari Pembuangan di Babel (Amélineau, "Contes et Romans de l'Egypte Chrétienne," ii. 142 et seq.). Menurut sebuah midrash, Mikail menyelamatkan Hananya dan rekan-rekannya dari tungku api (Midrash Genesis Rabbah xliv. 16). Mikail juga aktif pada masa Ester: "Semakin Haman menuduh Israel di muka bumi, semakin kuat Mikail membela Israel di sorga" (Midrash Esther Rabbah iii. 8). Mikail pulalah yang mengingatkan Ahasveros bahwa ia berutang kepada Mordekhai (Targum to Esther vi. 1). Ada sebuah legenda bahwa Mikail menampakkan diri kepada imam agung Yohanes Hirkanus, dan menjanjikan bantuan kepadanya (bdk. Josephus, "Ant." xiii. 10, § 3).
St. Mikail berjuang melawan naga, oleh Jean Fouquet
Legenda tentang Mikail dengan naga yang terkenal itu muncul dari pergumulan Mikail melawan Samael (dengan iblis, menurut Assumptio Mosis, x.). Legenda ini tidak ditemukan dalam sumber-sumber Yahudi kecuali sejauh Samael atau Setan disebut dalam Kaballah "si ular tua itu".
Gagasan bahwa Mikail adalah pembela orang-orang Yahudi menjadi begitu meluas sehingga meskipun terdapat larangan para rabi agar umat tidak memohon kepadapara malaikat sebagai perantaraan antara Allah dan umat-nya, Mikail belakangan menduduki suatu tempat tertentu dalam liturgi Yahudi. Ada dua doa yang ditulis yang berisi permohonan kepadanya sebagai pangeran belas kasih agar menjadi perantara untuk membela Israel: yang satu dikarang oleh Eliezer ha-Kalir, dan yang lainnya oleh Judah b. Samuel he-Hasid. Tetapi permohonan kepada Mikail tampaknya jauh lebih umum pada masa-masa kuno. Jadi Yeremia dikatakan (Baruch Apoc. Ethiopic, ix. 5) pernah berdoa kepadanya. "Ketika seseorang sangat membutuhkan, ia harus berdoa secara langsung kepada Allah, dan bukan kepada Mikail ataupun Gabriel" (Yer. Ber. ix. 13a).
Sehubungan dengan sifat persembahan yang dibawa oleh Mikail ke mezbah, salah satu pandangan mengatakan bahwa persembahan itu berupa jiwa-jiwa orang-orang yang benar, sementara menurut yang lainnya, persembahan itu berupa domba-domba yang berapi. Pandangan pertama, yang meluas dalam tulisan-tulisan mistik Yahudi, menjelaskan kedudukan penting yang diduduki oleh Mikail eskatologi Yahudi. Gagasan bahwa Mikail adalah Kharon dari masing-masing jiwa, yang lazim ditemukan di antara orang Kristen, tidak terdapat dalam sumber-sumber Yahudi, tetapi bahwa ia bertanggung jawab atas jiwa-jiwa orang yang benar muncul dalam banyak tulisan Yahudi.
Mikail dikatakan pernah berdiskusi dengan Samael mengenai jiwa Musa (Midrash Deut. Rabbah xi. 6.) Menurut Zohar, Mikail mendampingi jiwa-jiwa orang yang saleh dan menolong mereka memasuki pintu gerbang sorgawi Yerusalem. Dikatakan bahwa Mikail dan bala tentaranya ditempatkan di pintu-pintu gerbang sorgawi Yerusalem dan mengizinkan masuk kepada jiwa orang-orang yang benar. Fungsi Mikail adalah membuka pintu-pintu gerbang, juga termasuk pintu gerbang keadilan bagi mereka yang adil. Juga dikatakan bahwa pada hari kebangkitan Gabriel akan meniup trompet dan kubur-kubur akan terbuka dan orang-orang mati akan bangkit.

Islam

Mikail (Arab: ميكائيل) adalah malaikat yang mengatur air, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan lain-lain di muka bumi ini. Dikatakan setiap satu makhluk yang memerlukan rezeki untuk hidup di dunia ini akan diselia rezekinya oleh satu malaikat Karubiyyuun.
Malaikat Mikail adalah salah satu di antara Pembesar Malaikat yang empat. Ia dicipta oleh Allah selepas malaikat Israfil dengan selisih kira-kira lima ratus tahun.jumlah keseluruhan malaikat yg wajib dipercayai oleh orang islam itu ada sepuluh berserta tugas nya
Dalam Islam Mikhael dikenal sebagai malaikat Mikail, satu dari malaikat utama Allah setelah Jibril. Menurut salah satu sumber, dalam tradisi Islam Mikail dikatakan memakai jubah berwarna hijau jamrud, memenuhi bentangan langit. Tiap helai rambutnya berisi ribuan wajah yang mengagungkan nama Allah. Menurut sumber lain dikatakan sejak neraka diciptakan Allah, Mikail tidak pernah lagi bisa tertawa.

Wujud Mikail

Dari kepala malaikat Mikail hingga kedua telapak kakinya berbulu Za'faron. Jika seluruh air di lautan dan sungai di muka bumi ini disiramkan di atas kepalanya, nescaya tidak setitikpun akan jatuh melimpah. Di atas setiap bulu-bulunya, terdapat sebanyak satu juta muka.
Setiap muka malaikat Mikail ini pula mempunyai satu juta mulut dan setiap mulut mempunyai satu juta lidah manakala setiap lidah-lidahnya boleh berbicara satu juta bahasa atau lisan. Setiap satu juta lisan tersebut adalah membaca istighfar pada Allah bagi orang-orang mukmin yang berdosa.
Setiap satu juta muka atau wajahnya mempunyai satu juta mata. Tiap-tiap matanya sentiasa menangis kerana memohon rahmat bagi orang-orang mukmin yang berdosa. Tiap-tiap matanya yang menangis itu mengeluarkan tujuh ribu titisan air mata dan setiap titisan air mata itu Allah ciptakan satu malaikat Karubiyyuun yang serupa dengan kejadian malaikat Mikail Setiap malaikat-malaikat ini ditugaskan untuk bertasbih pada Allah sehingga hari kiamat.
Imam Ahmad dengan sanadnya, dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah Mikraj ke langit baginda ada bertanya pada malaikat Jibril: "Mengapa aku tidak pernah melihat malaikat Mikail tertawa?" Malaikat Jibril menjawab: "Malaikat Mikail tidak pernah tertawa semenjak neraka diciptakan"

Mikail dalam Angelologi dan Okultisme

Para okultis modern menghubungkan Mikail dengan warna merah, arah selatan dan unsur api.
Dalam bentuk-bentuk okultisme lainnya, Mikail disebut sebagai roh planet Merkurius. Dia adalah penguasa hari Minggu dan Kamis. Ia adalah campuran dari movitasi, keaktifan dan keberhasilan. Konon ia adalah pembawa karunia kesabaran, dan malaikat karier, keberanian, keberhasilan, ambisi, motivasi, dan tugas-tugas kehidupan. Warna lilin Mikail adalah oranye, putih dan emas. Energi warnanya adalah oranye, ungu, putih, kristal, emas, dan coklat.
Dalam Kitab Urantia, Yesus dan Mikail dianggap sama, seperti yang diyakini oleh Saksi Yehuwa.

Santo Yohanes


Santo Yohanes sang Rasul
Lukisan oleh Hans Memling, c. 1468
(The National Gallery, London)
sang Penginjil
Lahir c. 6 M, Galilea, di Tanah Suci[1]
Wafat c. 101, Efesus, Asia Minor
Dihormati di Semua denominasi
Hari peringatan 27 Desember (Kristen ritus Barat)
26 September & 8 Mei (Kristen ritus Timur)
Atribut buku, ular di cawan, kuali, elang
Pelindung pengarang, teolog, penerbit, penjual buku, penyunting, pelukis.
Yohanes (bahasa Yunani Ιωάννης - Ioannes; "Tuhan adalah baik/pemurah"), adalah salah satu dari keduabelas rasul Yesus Kristus. Ia adalah putra dari Zebedeus. Ibunya diyakini bernama Salome. Yohanes adalah saudara dari rasulYakobus yang juga termasuk keduabelas rasul. Dalam Injil, Yohanes dan Yakobus disebut Boanerges yang berarti "anak-anak guruh". Tradisi mempercayai beliau adalah penulis dari beberapa buku dalam Alkitab: Injil Yohanes, tiga surat (Surat 1 Yohanes, Surat 2 Yohanes, Surat 3 Yohanes) dan Wahyu kepada Yohanes.


Masa tua Yohanes

Yohanes di goreng dalam bak minyak mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masih ingin memakai Yohanes lebih lanjut, maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah di goreng hidup-hidup, ia bisa hidup terus. Tetapi akhirnya ia dibuang dah diasingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara. Pada saat ia berada di sana, ia mendapatkan wahyu sehingga ia bisa menulis kitab Wahyu. Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali menjadi uskup di Edessa (sekarang di wilayah Turki). Ia adalah satu-satunya Rasul yang mencapai usia lanjut dan meninggal dengan tenang.

Santo Simon Petrus


Santo Simon Petrus
Lukisan oleh Francesco Cossa
Barat: Pemimpin para Rasul, Paus Pertama
Timur: Pre-eminent Apostle
Lahir Abad pertama SM atau M, Betsaida
Wafat 64, Roma, disalibkan
Dihormati di Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks, Gereja Ortodoks Oriental, Gereja Anglikan
Tempat ziarah utama Basilika Santo Petrus
Hari peringatan 11 Februari, 29 Juni, 18 November
Atribut Kunci Surga, pallium
Simon Petrus (Simon nama aslinya, Petrus, atau Kefas nama yang diberikan Yesus) adalah salah seorang dari dua belas rasul Yesus. Ia adalah seorang nelayan dari Galilea yang diberi posisi pemimpin oleh Yesus (Matius 16:18, Yohanes 21:15-16). Ia dan saudaranya, Andreas adalah rasul pertama yang dipanggil oleh Yesus. Simon dinamakan sebagai Petrus atau "batu karang", yang mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan gereja-Nya di atas Petrus.

Dalam Perjanjian Baru

Latar belakang

Menurut Injil Yohanes Petrus lahir di Betsaida, Galilea, dan ayahnya bernama Yohanes (Yohanes 1:42)/Yunus (Matius 16:17). Dikisahkan juga bahwa Yesus pernah menyembuhkan ibu mertua Petrus yang berarti Petrus pernah menikah. Sebelum ia mengikuti Yesus, ia dan saudaranya, Andreas bekerja sebagai penjala ikan (nelayan).

Panggilan Yesus

Dalam Injil Matius dan Markus diceritakan bahwa Petrus sedang mencari ikan di danau Genesaret ketika Yesus menghampiri mereka dan berkata, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Matius 4:19).
Dalam Injil Lukas diceritakan bahwa Yesus naik ke perahu Petrus untuk mengajar orang banyak di tepi danau Genesaret, kemudian ia menunjuk Petrus untuk menebarkan jalanya karena ia tahu bahwa Petrus semalaman tidak mendapatkan ikan. Petrus mematuhi petunjuk Yesus dan ia serta nelayan lainnya mendapat ikan dalam jumlah besar. Dengan mujizat tersebut Petrus menjadi percaya kepada Yesus bersama-sama dengan Yakobus dan Yohanes. Andreas tidak disebutkan dalam kisah ini.
Dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa Andreas adalah salah satu murid Yohanes Pembaptis yang pergi untuk mengikut Yesus. Ia lalu memanggil saudaranya, Simon, dan menceritakan bahwa ia telah menemukan Mesias. Andreas lalu membawa Petrus kepada Yesus dan Yesus menamakan Simon "Kefas" (bahasa Aram) untuk 'batu', bahasa Yunani maskulin: "Petros", feminim: "Petra". Di kemudian hari nama Yunaninya banyak digunakan karena bahasa Yunani adalah bahasa universal pada waktu itu.
Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."(Yohanes 1:42)
Yesus menamai Simon sebagai Petrus atau "batu karang", yang mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan gereja-Nya di atas Petrus. (Matius 16:18).

Mencuci kaki

Dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa ketika Petrus menolak kakinya dicuci oleh Yesus yang mencuci kaki murid-muridnya (karena ia merasa tidak layak), Yesus menjawabnya "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Petrus lalu menjawab Yesus, "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" (Yohanes 13:6-9)

Berjalan di atas air

Perahu yang diombang ambingkan gelombang di danau Genesaret; Rembrandt 1633
Dalam Injil Matius diceritakan Petrus yang berjalan di atas air ketika ia melihat Yesus yang berjalan di atas air, namun karena ia takut, maka ia tenggelam lalu ditolong oleh Yesus. (Matius 14:22-32). Injil Markus juga menceritakan Yesus yang berjalan di atas air namun tidak menceritakan Petrus yang berjalan di atas air.

Mengakui Yesus sebagai Kristus

Petrus yang pertama kali mengakui imannya akan Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (Matius 16:16, Markus 8:29, Lukas 9:20). Petrus juga hadir dan berbicara dalam kisah-kisah lebih sering daripada rasul-rasul yang lain, misalnya dalam peristiwa Transfigurasi Kristus, peristiwa Petrus menegur Yesus yang berkata bahwa Ia akan disalibkan, kisah Petrus dan pemungut bea Bait Allah, kisah Yesus berdoa di taman Getsemani, kisah Yesus dan pohon ara, dan lain-lainnya.

Penangkapan Yesus

Dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa ketika Yesus akan ditangkap, Petrus menghunus pedangnya dan memotong telinga kanan hamba Imam Besar yang mencoba menangkap Yesus, yang bernama Malkhus. Yesus lalu menegur Petrus, dan di dalam Injil Lukas ditambahkan bahwa Yesus lalu menjamah telinga Malkhus dan menyembuhkannya. (Lukas 22:51)

Petrus menyangkal Yesus

Yesus memperingati Petrus bahwa setelah Ia ditangkap nanti, Petrus akan menyangkalNya tiga kali, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (Matius 26:34) Sebelum dan sesudah Yesus mengatakan itu, Petrus masih bersikeras bahwa ia adalah murid yang paling setia.
Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." (Matius 26:33)
Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lainpun berkata demikian juga. (Matius 26:35)
Pada akhirnya diceritakan bahwa tepat seperti perkataan Yesus, Petrus telah menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok.
Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam. (Matius 26:69-74)

Karya setelah penyaliban Yesus

Petrus masih belum berkarya banyak pasca kenaikan Yesus ke Surga. Petrus dan murid-murid yang lain masih tinggal di dalam kota Yerusalem, berkumpul untuk bertekun dan berdoa bersama dengan sekitar seratus dua puluh orang, sampai tiba hari Pentakosta, di mana Roh Kudus dicurahkan seperti lidah-lidah api. Setelah peristiwa itulah, Petrus memberikan kotbah yang akhirnya menyebabkan tiga ribu orang memberi diri dibaptis.
Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh di gerbang Bait Allah di Yerusalem yang menimbulkan kegaduhan besar.[1] Keduanya ditangkap dan dihadapkan ke Mahkamah Agama (Sanhedrin) tetapi dilepaskan dan terus mengabarkan Injil Yesus Kristus.[2] Bersama Yohanes, Petrus pergi ke Samaria dan memulai pencurahan Roh Kudus bagi mereka yang percaya di sana.[3] Petrus diberi karunia menyembuhkan banyak orang sakit dan membangkitkan Dorkas dari kematian.[4]
Orang bukan Yahudi, selain orang Samaria, sudah mulai mendengar kabar Injil sejak masa hidup Yesus Kristus, tetapi pencurahan Roh Kudus baru secara nyata terjadi pada waktu Petrus mengunjungi rumah Kornelius, seorang perwira Romawi, di Kaisarea.[5] Ini terjadi setelah Petrus mendapatkan penglihatan ajaib dengan pesan bahwa " "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram."[6] Berdasarkan peristiwa itu Injil mulai dinyatakan bagi segala bangsa dan diteguhkan dalam Konsili Yerusalem.[7]
Setelah rasul Yakobus, saudara Yohanes, dihukum mati oleh Herodes Antipas, Petrus dilepaskan dari panjara secara ajaib oleh seorang malaikat. Ia memberikan pesan melalui keluarga Yohanes Markus agar kepemimpinan jemaat di Yerusalem dipegang oleh Yakobus, adik Yesus Kristus, kemudian ia meninggalkan Yerusalem dan pergi ke luar Yudea.[8] Petrus sempat menghadiri Konsili Yerusalem, tetapi kemudian tidak tercatat lagi keberadaannya kecuali dalam surat pertamanya ia menyiratkan sedang berada di Babilon.[9]
Menurut catatan tradisi gereja, di kemudian hari Petrus pergi dan tinggal di Roma. Roma kala itu adalah pusat seluruh Kekaisaran Romawi. Di sana, Petrus mempertobatkan banyak orang. Ketika penganiayaan yang kejam terhadap orang-orang Kristen dimulai, jemaat di sana memohon pada Petrus untuk meninggalkan Roma dan menyelamatkan diri.

Gangga


Gangga
Dewa Hindu
Dewi sungai Gangga, dewi yang membersihkan dosa-dosa
Ejaan Dewanagari गंगा
Ejaan IAST Gaṅgā
Nama lain Jahnawi
Golongan Dewi
Wahana Makara
Gangga (Sanskerta dan Hindi: गंगा ; Gaṅgā) atau Ganges (ejaan orang barat) adalah nama seorang Dewi dalam agama Hindu yang dipuja sebagai dewi kesuburan dan pembersih segala dosa dengan air suci yang dicurahkannya. Ia juga merupakan Dewi sungai suci Sungai Gangga di India. Dewi Gangga sering dilukiskan sebagai wanita cantik yang mencurahkan air di dalam guci. Umat Hindu percaya bahwa jika mandi di sungai Gangga pada saat yang tepat akan memperoleh pengampunan dosa dan memudahkan seseorang untuk mendapat keselamatan. Banyak orang percaya bahwa hasil tersebut didapatkan dengan mandi di sungai Gangga sewaktu-waktu. Orang-orang melakukan perjalanan dari tempat yang jauh untuk mencelupkan abu dari jenazah anggota keluarga mereka ke dalam air sungai Gangga; pencelupan itu dipercaya sebagai jasa untuk mengantarkan abu tersebut menuju surga. Beberapa tempat suci bagi umat Hindu berada di sepanjang tepi sungai Gangga, meliputi Haridwar, Allahabad dan Benares.

Penggambaran

Dalam aturan seni di India, Gangga digambarkan sebagai wanita mewah dan cantik, membawa sebuah kendi di tangan dan mencurahkan airnya. Kendi melambangkan cita-cita akan kemakmuran hidup dan kesuburan, yang memberi makan dan menopang alam semesta.
Aspek kedua yang memberi perbedaan terhadap penggambaran wujud Gangga adalah hewan yang menjadi kendaraannya, yang seringkali memberi tempat pijakan bagi dirinya. Hewan itu adalah makara, makhluk campuran yang memiliki tubuh dari buaya dan ekor dari ikan. Makara dalam Hindu diperkirakan memiliki hubungan dengan Capricornus dalam astrologi barat.
Makara juga merupakan kendaraan dewa air dalam Weda, yaitu Baruna.

Mitologi

Menurut sastra Hindu, Dewi Gangga merupakan ibu asuh Dewa Kartikeya (Murugan), yang sebenarnya merupakan putera Siwa dan Parwati. Ia juga merupakan ibu Dewabrata (juga dikenal sebagai Bisma), yang merupakan salah satu tokoh yang paling dihormati dalam Mahabharata.
Kadangkala dipercaya bahwa air sungai Gangga akan mengering pada akhir Kaliyuga (zaman kegelapan, zaman sekarang) bersama dengan sungai Saraswati, dan masa sekarang akan segera berakhir. Kemudian (siklus) zaman selanjutnya adalah Satyayuga atau zaman kebenaran.
"Penebusan dosa Bhagiratha", relief di Mahabalipuram.

Kelahiran

Terdapat beberapa kepercayaan Hindu yang memberikan beragam versi mengenai kelahiran Gangga. Menurut salah satu versi, air suci di Kamandalu Brahma (kendi air) menjelma sebagai seorang gadis, bernama Gangga. Menurut legenda lain (legenda Waisnawa), Brahma dengan takzim mencuci kaki Wisnu dan mengumpulkan airnya dalam Kamandalu miliknya. Menurut versi yang ketiga, Gangga merupakan puteri Himawan, raja gunung, dan istrinya, Mena; maka ia merupakan adik Dewi Parwati. Setiap versi mengatakan bahwa ia lahir di surga, di bawah asuhan Brahma.

Turun ke bumi

Seorang raja yang bernama Sagara dengan ajaib memiliki enam puluh ribu putra. Pada suatu hari, Raja Sagara melaksanakan upacara demi kemakmuran di kerajaan. Salah satu bagian terpenting dalam upacara tersebut adalah kuda, yang kemudian dicuri oleh Indra yang cemburu. Sagara mengutus seluruh puteranya ke seluruh pelosok bumi demi mencari kuda tersebut. Akhirnya mereka menemukan kuda tersebut di dunia bawah tanah (Patala), tepat di depan Resi Kapila yang sedang bermeditasi. Karena mereka menganggap bahwa sang resi yang telah mencuri kuda itu, mereka memaki sang resi sehingga sang resi merasa terganggu. Sang resi membuka mata untuk yang pertama kalinya setelah bertahun-tahun, dan memandang para putra Sagara. Dengan tatapannya, seluruh putera Sagara terbakar dan meninggal.
Roh para putra Sagara gentayangan seperti hantu semenjak upacara terakhir bagi mereka tidak dilaksanakan. Ketika Bhagiratha, salah satu keturunan Sagara, putera Dilipa, mengetahui nasib tersebut, ia bersumpah akan membawa Gangga turun ke bumi sehingga airnya mampu membersihkan roh leluhurnya dan mengantar mereka ke surga.
Turunnya Gangga. Lukisan karya Raja Ravi Varma.
Bhagiratha menyembah Brahma agar Gangga turun ke bumi. Brahma bersedia, dan ia menyuruh Gangga agar turun ke bumi kemudian menuju dunia bawah tanah sehingga roh para leluhur Bhagiratha dapat diterima di surga. Gangga yang sombong merasa bahwa itu adalah penghinaan dan ia ingin menyapu seluruh isi dunia saat ia turun ke bumi. Dengan siaga, Bhagiratha menyembah Siwa agar mau mengatasi keangkuhan Gangga saat turun.
Gangga dengan congkak turun ke rambut Siwa. Namun dengan tenang Siwa berhasil menjebaknya dan membiarkannya keluar hanya lewat arus kecil. Kemudian sentuhan Siwa menyucikan Gangga. Dalam perjalanan Gangga melewati dunia bawah tanah, ia sempat membuat aliran yang bercabang-cabang di muka bumi untuk menolong jiwa-jiwa malang yang ada disana.
Karena usaha Bhagiratha sehingga sungai Gangga turun ke bumi, sejak itu sungai tersebut juga dikenal sebagai Bhagirathi, dan istilah Bhagirath prayatna dipakai untuk melukiskan usaha yang berani atau hasil yang sulit.

Legenda Dewi Jahnawi

Nama lain Gangga adalah Jahnawi. Kisahnya terjadi saat Gangga turun ke bumi, dalam perjalanannya mengikuti Bhagiratha, airnya yang deras mengakibatkan gelombang pasang dan menghancurkan halaman dan sadhana milik pertapa yang bernama Jahnu. Ia marah karena hal tersebut dan meminum seluruh air Gangga. Atas hal ini, para dewa memuja-muja Jahnu agar membebaskan Gangga sehingga ia bisa menyelesaikan tujuannya. Karena berkenan dengan pujian para dewa, Jahnu mengeluarkan Gangga (airnya) dari telinganya. Semenjak itu kata "Jahnawi" (puteri Jahnu) ditujukan kepada Gangga.

Hanoman


Hanoman
Dewa Hindu
Ejaan Dewanagari हनुमान्
Ejaan IAST Hanumān
Nama lain Anoman; Hanumat;
Anjaneya; Marutsutha;
Bayusutha; Iri
Golongan Wanara
Senjata Gada
Hanoman (Sanskerta: हनुमान्; Hanumān) atau Hanumat (Sanskerta: हनुमत्; Hanumat), juga disebut sebagai Anoman, adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu, sekaligus tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih dan merupakan putera Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali dan Sugriwa. Menurut kitab Serat Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya memang asli dari wiracarita Ramayana, namun dalam pengembangannya tokoh ini juga kadangkala muncul dalam serial Mahabharata, sehingga menjadi tokoh antar zaman. Di India, hanoman dipuja sebagai dewa pelindung dan beberapa kuil didedikasikan untuk memuja dirinya.

Kelahiran

Hanoman lahir pada masa Tretayuga sebagai putera Anjani, seekor wanara wanita. Dahulu Anjani sebetulnya merupakan bidadari, bernama Punjikastala. Namun karena suatu kutukan, ia terlahir ke dunia sebagai wanara wanita. Kutukan tersebut bisa berakhir apabila ia melahirkan seorang putera yang merupakan penitisan Siwa. Anjani menikah dengan Kesari, seekor wanara perkasa. Bersama dengan Kesari, Anjani melakukan tapa ke hadapan Siwa agar Siwa bersedia menjelma sebagi putera mereka. Karena Siwa terkesan dengan pemujaan yang dilakukan oleh Anjani dan Kesari, ia mengabulkan permohonan mereka dengan turun ke dunia sebagai Hanoman.
Salah satu versi menceritakan bahwa ketika Anjani bertapa memuja Siwa, di tempat lain, Raja Dasarata melakukan Putrakama Yadnya untuk memperoleh keturunan. Hasilnya, ia menerima beberapa makanan untuk dibagikan kepada tiga istrinya, yang di kemudian hari melahirkan Rama, Laksmana, Bharata dan Satrugna. Atas kehendak dewata, seekor burung merenggut sepotong makanan tersebut, dan menjatuhkannya di atas hutan dimana Anjani sedang bertapa. Bayu, Sang dewa angin, mengantarkan makanan tersebut agar jatuh di tangan Anjani. Anjani memakan makanan tersebut, lalu lahirlah Hanoman.
Sebuah lukisan India. Dalam gambar tampak Hanoman menghadap Rama bersama istrinya Sita, dan Laksmana (paling kanan).
Salah satu versi mengatakan bahwa Hanoman lahir secara tidak sengaja karena hubungan antara Bayu dan Anjani. Diceritakan bahwa pada suatu hari, Dewa Bayu melihat kecantikan Anjani, kemudian ia memeluknya. Anjani marah karena merasa dilecehkan. Namun Dewa Bayu menjawab bahwa Anjani tidak akan ternoda oleh sentuhan Bayu. Ia memeluk Anjani bukan di badannya, namun di dalam hatinya. Bayu juga berkata bahwa kelak Anjani akan melahirkan seorang putera yang kekuatannya setara dengan Bayu dan paling cerdas di antara para wanara.
Sebagai putera Anjani, Hanoman dipanggil Anjaneya (diucapkan "Aanjanèya"), yang secara harfiah berarti "lahir dari Anjani" atau "putera Anjani".

Masa kecil

Pada saat Hanoman masih kecil, ia mengira matahari adalah buah yang bisa dimakan, kemudian terbang ke arahnya dan hendak memakannya. Dewa Indra melihat hal itu dan menjadi cemas dengan keselamatan matahari. Untuk mengantisipasinya, ia melemparkan petirnya ke arah Hanoman sehingga kera kecil itu jatuh dan menabrak gunung. Melihat hal itu, Dewa Bayu menjadi marah dan berdiam diri. Akibat tindakannya, semua makhluk di bumi menjadi lemas. Para Dewa pun memohon kepada Bayu agar menyingkirkan kemarahannya. Dewa Bayu menghentikan kemarahannya dan Hanoman diberi hadiah melimpah ruah. Dewa Brahma dan Dewa Indra memberi anugerah bahwa Hanoman akan kebal dari segala senjata, serta kematian akan datang hanya dengan kehendaknya sendiri. Maka dari itu, Hanoman menjadi makhluk yang abadi atau Ciranjiwin.

Pertemuan dengan Rama

Patung Hanoman yang dibuat pada masa Dinasti Chola, abad ke-11.
Pada saat melihat Rama dan Laksmana datang ke Kiskenda, Sugriwa merasa cemas. Ia berpikir bahwa mereka adalah utusan Subali yang dikirim untuk membunuh Sugriwa. Kemudian Sugriwa memanggil prajurit andalannya, Hanoman, untuk menyelidiki maksud kedatangan dua orang tersebut. Hanoman menerima tugas tersebut kemudian ia menyamar menjadi brahmana dan mendekati Rama dan Laksmana.
Saat bertemu dengan Rama dan Laksmana, Hanoman merasakan ketenangan. Ia tidak melihat adanya tanda-tanda permusuhan dari kedua pemuda itu. Rama dan Laksmana juga terkesan dengan etika Hanoman. Kemudian mereka bercakap-cakap dengan bebas. Mereka menceritakan riwayat hidupnya masing-masing. Rama juga menceritakan keinginannya untuk menemui Sugriwa. Karena tidak curiga lagi kepada Rama dan Laksmana, Hanoman kembali ke wujud asalnya dan mengantar Rama dan Laksmana menemui Sugriwa.

Petualangan mencari Sita

Dalam misi membantu Rama mencari Sita, Sugriwa mengutus pasukan wanara-nya agar pergi ke seluruh pelosok bumi untuk mencari tanda-tanda keberadaan Sita, dan membawanya ke hadapan Rama kalau mampu. Pasukan wanara yang dikerahkan Sugriwa dipimpin oleh Hanoman, Anggada, Nila, Jembawan, dan lain-lain. Mereka menempuh perjalanan berhari-hari dan menelusuri sebuah gua, kemudian tersesat dan menemukan kota yang berdiri megah di dalamnya. Atas keterangan Swayampraba yang tinggal di sana, kota tersebut dibangun oleh arsitek Mayasura dan sekarang sepi karena Maya pergi ke alam para Dewa. Lalu Hanoman menceritakan maksud perjalanannya dengan panjang lebar kepada Swayampraba. Atas bantuan Swayampraba yang sakti, Hanoman dan wanara lainnya lenyap dari gua dan berada di sebuah pantai dalam sekejap.
Di pantai tersebut, Hanoman dan wanara lainnya bertemu dengan Sempati, burung raksasa yang tidak bersayap. Ia duduk sendirian di pantai tersebut sambil menunggu bangkai hewan untuk dimakan. Karena ia mendengar percakapan para wanara mengenai Sita dan kematian Jatayu, Sempati menjadi sedih dan meminta agar para wanara menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi. Anggada menceritakan dengan panjang lebar kemudian meminta bantuan Sempati. Atas keterangan Sempati, para wanara tahu bahwa Sita ditawan di sebuah istana yang teretak di Kerajaan Alengka. Kerajaan tersebut diperintah oleh raja raksasa bernama Rahwana. Para wanara berterima kasih setelah menerima keterangan Sempati, kemudian mereka memikirkan cara agar sampai di Alengka.

Pergi ke Alengka

Ukiran tanah liat yang menggambarkan Hanoman sedang mengangkat Gunung Dronagiri.
Karena bujukan para wanara, Hanoman teringat akan kekuatannya dan terbang menyeberangi lautan agar sampai di Alengka. Setelah ia menginjakkan kakinya di sana, ia menyamar menjadi monyet kecil dan mencari-cari Sita. Ia melihat Alengka sebagai benteng pertahanan yang kuat sekaligus kota yang dijaga dengan ketat. Ia melihat penduduknya menyanyikan mantra-mantra Weda dan lagu pujian kemenangan kepada Rahwana. Namun tak jarang ada orang-orang bermuka kejam dan buruk dengan senjata lengkap. Kemudian ia datang ke istana Rahwana dan mengamati wanita-wanita cantik yang tak terhitung jumlahnya, namun ia tidak melihat Sita yang sedang merana. Setelah mengamati ke sana-kemari, ia memasuki sebuah taman yang belum pernah diselidikinya. Di sana ia melihat wanita yang tampak sedih dan murung yang diyakininya sebagai Sita.
Kemudian Hanoman melihat Rahwana merayu Sita. Setelah Rahwana gagal dengan rayuannya dan pergi meninggalkan Sita, Hanoman menghampiri Sita dan menceritakan maksud kedatangannya. Mulanya Sita curiga, namun kecurigaan Sita hilang saat Hanoman menyerahkan cincin milik Rama. Hanoman juga menjanjikan bantuan akan segera tiba. Hanoman menyarankan agar Sita terbang bersamanya ke hadapan Rama, namun Sita menolak. Ia mengharapkan Rama datang sebagai ksatria sejati dan datang ke Alengka untuk menyelamatkan dirinya. Kemudian Hanoman mohon restu dan pamit dari hadapan Sita. Sebelum pulang ia memporak-porandakan taman Asoka di istana Rahwana. Ia membunuh ribuan tentara termasuk prajurit pilihan Rahwana seperti Jambumali dan Aksha. Akhirnya ia dapat ditangkap Indrajit putra sulung Rahwana sekaligus putra mahkota Kerajaan Alengka dengan senjata Brahma Astra. Senjata itu memilit tubuh hanoman. Namun kesaktian Brahma Astra lenyap saat tentara raksasa menambahkan tali jerami. Indrajit marah bercampur kecewa karena Brahma Astra bisa dilepaskan Hanoman kapan saja, namun Hanoman belum bereaksi karena menunggu saat yang tepat.

Terbakarnya Alengka

Ketika Rahwana hendak memberikan hukuman mati kepada Hanoman, Wibisana adik kandung Rahwana membela Hanoman agar hukumannya diringankan, mengingat Hanoman adalah seorang utusan. Kemudian Rahwana menjatuhkan hukuman agar ekor Hanoman dibakar. Melihat hal itu, Sita berdo'a agar api yang membakar ekor Hanoman menjadi sejuk. Karena do'a Sita kepada Dewa Agni terkabul, api yang membakar ekor Hanoman menjadi sejuk. Lalu ia memberontak dan melepaskan Brahma Astra yang mengikat dirinya. Dengan ekor menyala-nyala seperti obor, ia membakar kota Alengka. Kota Alengka pun menjadi lautan api. Setelah menimbulkan kebakaran besar, ia menceburkan diri ke laut agar api di ekornya padam. Penghuni surga memuji keberanian Hanoman dan berkata bahwa selain kediaman Sita, kota Alengka dilalap api.
Dengan membawa kabar gembira, Hanoman menghadap Rama dan menceritakan keadaan Sita. Setelah itu, Rama menyiapkan pasukan wanara untuk menggempur Alengka

Pertempuran besar

Hanoman diperankan dalam Yakshagana, drama populer dari Karnataka.
Dalam pertempuran besar antara Rama dan Rahwana, Hanoman membasmi banyak tentara rakshasa. Saat Rama, Laksmana, dan bala tentaranya yang lain terjerat oleh senjata Nagapasa yang sakti, Hanoman pergi ke Himalaya atas saran Jembawan untuk menemukan tanaman obat. Karena tidak tahu persis bagaimana ciri-ciri pohon yang dimaksud, Hanoman memotong gunung tersebut dan membawa potongannya ke hadapan Rama. Setelah Rama dan prajuritnya pulih kembali, Hanoman melanjutkan pertarungan dan membasmi banyak pasukan rakshasa.

Kehidupan selanjutnya

Setelah pertempuran besar melawan Rahwana berakhir, Rama hendak memberikan hadiah untuk Hanoman. Namun Hanoman menolak karena ia hanya ingin agar Sri Rama bersemayam di dalam hatinya. Rama mengerti maksud Hanoman dan bersemayam secara rohaniah dalam jasmaninya. Akhirnya Hanoman pergi bermeditasi di puncak gunung mendo'akan keselamatan dunia.
Pada zaman Dwapara Yuga, Hanoman bertemu dengan Bima dan Arjuna dari lingkungan keraton Hastinapura. Dari pertemuannya dengan Hanoman, Arjuna menggunakan lambang Hanoman sebagai panji keretanya pada saat Bharatayuddha.

Tradisi dan pemujaan

Di negara India yang didominasi oleh agama Hindu, terdapat banyak kuil untuk memuja Hanoman, dan dimana pun ada gambar awatara Wisnu, selalu ada gambar Hanoman. Kuil Hanoman bisa ditemukan di banyak tempat di India dan konon daerah di sekeliling kuil itu terbebas dari raksasa atau kejahatan.
Beberapa kuil Hanoman yang terkenal adalah:
Kuil Hanoman di Nerul Navi, Mumbai, India.

Hanoman dalam pewayangan Jawa

Wayang Anoman versi Yogyakarta.
Wayang Anoman versi Surakarta.
Hanoman dalam pewayangan Jawa merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.

Kelahiran

Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.

Mengabdi pada Sugriwa

Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.

Melawan Alengka

Hanoman sebagai maskot SEA Games di Jakarta tahun 1997.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.

Tugas untuk Hanoman

Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.

Anggota Keluarga

Lukisan Hanoman versi Thailand. Diambil di Wat Phra Kaeo, Bangkok.
Berbeda dengan versi aslinya, Hanoman dalam pewayangan memiliki dua orang anak. Yang pertama bernama Trigangga yang berwujud kera putih mirip dirinya. Konon, sewaktu pulang dari membakar Alengka, Hanoman terbayang-bayang wajah Trijata, puteri Wibisana yang menjaga Sita. Di atas lautan, air mani Hanoman jatuh dan menyebabkan air laut mendidih. Tanpa sepengetahuannya, Baruna mencipta buih tersebut menjadi Trigangga. Trigangga langsung dewasa dan berjumpa dengan Bukbis, putera Rahwana. Keduanya bersahabat dan memihak Alengka melawan Rama. Dalam perang tersebut Trigangga berhasil menculik Rama dan Laksmana namun dikejar oleh Hanoman. Narada turun melerai dan menjelaskan hubungan darah di antara kedua kera putih tersebut. Akhirnya, Trigangga pun berbalik melawan Rahwana.
Putera kedua Hanoman bernama Purwaganti, yang baru muncul pada zaman Pandawa. Ia berjasa menemukan kembali pusaka Yudistira yang hilang bernama Kalimasada. Purwaganti ini lahir dari seorang puteri pendeta yang dinikahi Hanoman, bernama Purwati.

Kematian

Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup. Narada turun mengabulkan permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan ia bisa menyelesaikan tugas terakhir, yaitu merukunkan keturunan keenam Arjuna yang sedang terlibat perang saudara. Hanoman pun menyamar dengan nama Resi Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera Sariwahana, dengan Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga Sariwahana dengan Jayabaya terlibat pertikaian meskipun mereka sama-sama keturunan Arjuna. Hanoman kemudian tampil menghadapi musuh Jayabaya yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu, Hanoman gugur, moksa bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud asalnya, yaitu Batara Kala, sang dewa kematian. ada versi lain khususnya di jawa bahwa hanoman tidak mati dalam dalam berperang namun dia moksa setelah bertemu sunan kali jaga dan menanyakan arti yang terkandung dari jimat kalimasada karena dulu hanoman berjanji tidak akan mau mati sebelum mengetahui arti dari tulisan yang terkandung di dalam jimat kalimasada.